Beberapa tahun lalu, saat saya masih berkutat dengan berbagai proyek machine learning yang rumit, hidup saya terasa penuh dengan kekacauan. Kode-kode berantakan, catatan-catatan di laptop yang tidak terorganisir, dan ruang kerja yang dipenuhi dokumen tak terpakai. Setiap kali melihat tumpukan itu, rasanya seperti ada beban di kepala. Saya merasa terjebak dalam ketidakpastian dan stres yang tak kunjung reda.
Pada awal 2020, saat pandemi mulai mengubah cara kita hidup, saya menyadari pentingnya menciptakan ruang yang lebih tenang untuk berpikir dan berkarya. Kapan terakhir kali Anda merasa benar-benar fokus? Bagi saya, momen itu datang ketika saya memutuskan untuk merombak seluruh ruang kerja di rumah. Saya ingat menatap meja saya—dipenuhi kabel komputer dan buku-buku tentang algoritma pembelajaran mesin—dan merasakan gelombang frustrasi.
Saya mulai berbicara pada diri sendiri: “Apa sebenarnya yang membuatmu merasa tenang?” Pertanyaan ini terus menghantui pikiran saya setiap malam sebelum tidur. Akhirnya, muncul keputusan untuk menerapkan desain minimalis ke dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa sadar, keputusan ini akan membawa dampak jauh lebih besar daripada sekadar perubahan fisik.
Langkah pertama adalah memilah semua barang yang ada di meja dan rak buku. Dengan hati-hati, saya meneliti setiap item satu per satu. “Apakah aku benar-benar membutuhkan ini?” menjadi mantra baru dalam proses tersebut. Satu per satu barang-barang berlebih berhasil dikeluarkan dari ruangan; lampu tambahan yang tidak pernah dinyalakan pun dibuang.
Ternyata penghapusan fisik tersebut juga membuat pikiran mulai bersih dari kekacauan mental. Seperti halnya dalam machine learning ketika kita harus menghapus data noise dari dataset agar model dapat belajar dengan lebih baik; hal serupa terjadi pada pikiran saya. Dengan setiap objek yang hilang dari pandangan mata (dan pikiranku), muncul rasa lega seolah-olah menghapus parameter-parameter tidak perlu dalam sebuah model.
Setelah beberapa minggu bekerja di ruang baru dengan pendekatan minimalis ini, efeknya terasa nyata—bukan hanya secara fisik tetapi juga mental. Kejernihan visual membantu meningkatkan fokus saat bekerja pada proyek-proyek machine learning saya. Tidak lagi ada distraksi; hanya ada layar laptop bersih tanpa kekacauan visual!
Saya bahkan menemukan waktu untuk mengeksplorasi teknik-teknik baru dalam dunia AI tanpa merasa overwhelmed oleh banyak hal lainnya di sekitaran saya. Salah satu teknik menarik yang berhasil kuimplementasikan adalah transfer learning; bisa dikatakan semacam ‘minimalis’ dalam pembelajaran mesin karena memanfaatkan model pre-trained untuk tugas baru tanpa memulai dari awal.
Dari pengalaman ini, dua pelajaran penting muncul bagi diri sendiri: pertama adalah bahwa kesederhanaan menciptakan kebebasan; kedua adalah bahwa terkadang sedikit pengurangan bisa menghasilkan peningkatan signifikan—baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Fabiandorado, seorang mentor inspiratif bagi banyak praktisi teknologi menjelaskan betapa krusialnya lingkungan kerja mendukung kreativitas kita.
Akhir kata, memilih desain minimalis bukan hanya tentang estetika; itu tentang menghadapi ketidakberdayaan hidup sehari-hari dengan cara memperjelas apa saja hal penting bagi kita masing-masing demi mencapai kualitas hidup lebih baik serta produktifitas maksimal lewat efisiensi visi kerja kita sendiri.
Dunia permainan daring telah mengalami evolusi yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir. Jika dulu…
Dalam semesta hiburan digital yang terus berkembang, industri taruhan olahraga menempati posisi yang sangat unik.…
Dalam investasi, aset yang menghasilkan return tinggi sering kali disamakan dengan emas (Dorado). Untuk sukses…
Pengalaman Menginap Di Akomodasi Unik Yang Bikin Liburan Lebih Berkesan Liburan seharusnya lebih dari sekadar…
Menelusuri Jejak Tradisi yang Hidup di Tengah Kehidupan Modern Kita Pada suatu pagi di bulan…
Dalam dekade terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita.…